Perbedaan Syak Dan Was-Was Dan Cara Menghilangkannya
Selasa, 30 Desember 2014
1 Komentar
Kata syakk Secara
etimologi adalahragu, mamang, atau berkisar antara dua perkara sekalipun ada yang
lebih unggul. Sedangkan secara
terminologi fikih, syakk
adalah ketidak-pastian, sekalipun berbentuk dugaan. Berbeda dengan istilah Ushuliyyin yang
menyebutnya untuk hal yang fifty-fifty
atau sama antara wujud dan tidaknya.
atau sama antara wujud dan tidaknya.
Sedang waswas berarti suara pelan
dari angin atau lainnya. Adapun secara terminology maka bisa bermakna;
(1) bisikan
jiwa (hadisunnafsi)
ragu sudah menjalani sesuatu atau belum,
(2) hal yang
diletakkan setan pada hati seseorang, dan
(3) hal yang timbul akibat berlebihan dalam
beribadah (dalam wira’i
dan ihtiyath),
(4) waswas yang berarti ujian
pada otak seseorang yang menyebabkan perkataannya tanpa teratur.
Imam al-Ghazali membagi khathir (bisikan hati) pada empat
bagian:
Pertama, gerakan dan
desiran jiwa tanpa meminta kebaikan dan kejelekan, maka ini disebut khathir saja.
Kedua, desiran jiwa
yang Allah ciptakan sesuai dan selaras dengan kehendak nafsu, dan disebut hawa
nafsu.
Ketiga, pembicaraan
hati yang datang setelah ajakan malaikat mulhim, maka nafsu ini disebut ilham.
Keempat, perkataan
hati yang ada setelah bisikan syetan, dan disebut waswasah. (Syekh
Dahlan, Sirajut Talibin, 299/1).
Abu Thalib al-Makki, membagi desiran jiwa pada (ibid,
300) :
1)
Jika desiran itu kebaikan, maka disebut ilham,
2)
Jika desiran mengajak kejelekan, disebut waswas,
3)
Jeritan jiwa ekspresi ketakutan, disebut ijas,
4)
Jika keinginan melakukan kebaikan atau keburukan, disebut niat,
5)
Apabila membayangkan dan memanage hal yang mubah, maka disebut
umniyyah dan amal,
6)
Jika merenungkan siksaan dan keadaan akhirat, disebut tafakkur dan tadzakkur,
7)
Jika merasakan sesuatu ghaib menjadi tampak nyata baginya, disebut musyahadah,
8)
Jika hati membicarakan kehidupannya, disebut hammun,
9)
Apabila membayangkan kebiasaan dan menentang syahwat, disebut lamam,
Ada beberapa hal yang dapat memudahkan pembedaan antara syakk dan waswas. Di antaranya:
1.
Jika
desiran jiwa itu selalu hadir di saat melakukan ibadah, misalnya keraguan niat
salat di setiap waktu atau tiga dari lima waktu itu, maka ini disebutwaswas, misalnya; setiap kali
melaksanakan salat akan hadir bayangan belum niat, rukun yang kurang,
ketinggalan fardhu, dll. Namun, jika datangnya sewaktu-waktu tidak menentu dan
bersifat kadang-kadang, maka ini disebut
syakk, misalnya; dalam sehari
terjadi keraguan jumlah bilangan rakaat yang telah dikerjakan.
2.
Jika
suara hati itu berdasar pada hukum asal (bukti lain, misalnya; dari kebiasaan
anak kecil tidak bersuci ketika kencing kemudian dia menempel pada seseorang yang
sedang salat), maka ini disebutsyakk. Sedang jika
bisikan jiwa itu tidak ada bukti seperti itu (misalnya; seseorang yang ragu
kenajisan pakaian yang baru dibeli di tempat umum), maka ini disebut waswas. Dasar ini di antaranya;
berita orang yang tidak diterima, misalnya karena fasik, pakaian orang yang
biasa kena najis, salat di belakang orang yang biasanya menganggap enteng
perkara salat, atau terlalu mengakhirkan waktu salat. (Bughyatul Mustarsyyidin, Juz.
01, hlm. 10., password:
alfarqu bainas-syakki wal waswasati).
3.
Ada
tuntutan ihtiyath (berhati-hati)
ketika syakk (artinya tinggalkan hal
yang meragukan itu), dan
ini sunah. Sedang waswas
tidak ada tuntunan ihtiyath,
bahkan itu hal bid’ah (artinya, tetaplah kerjakan hal yang ada desiran jiwa
keraguan itu). (Bughyah,
ibid. dan Tarsyihul
Mustafidin, Faidatun al-Qoidah).
4.
Waswas dalam keimanan adalah hal yang datang
sekonyong-konyong tanpa keinginan seseorang dan dia membenci hal itu serta
berusaha menghilangkannya. Sedang syakk
memang orang itu tidak ada keyakinan dan kepercayaan sama sekali, dia masih
bimbang dan masih ragu. Jadi, poin pembedanya adalah rasa marah dan tidak suka
pada desiran hati itu dan tidaknya. (Nawaqidhul
Iman, juz. 01, hlm. 300, dengan password
الأولى التنبيه الى الفرق dan Fatawi
Syubkah Al-Islamiyyah, juz. 08, hlm. 7624).
Cara
mengobati was-was
Untuk mengobati was-was membutuhkan
ketenangan pikiran dan kedamaian batin atau inner peace.
Berikut Beberapa Cara terbaik mengobati was-was:
- Cara mengobati penyakit was-was yang pertama adalah dengan membaca surat An-Nas. Salah satu yang menyebabkan anda selalu dihantui perasaan was-was adalah bisikan syaitan, oleh sebab itulah surat An-Nas merupakan salah satu obat yang mujarap untuk mengobati penyakit was-was, di dalam surat An-nas ayat ke empat berbunyai “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi”
- Dengan berdo’a, berdo’a adalah cara yang sangat mujarap untuk menenangkan pikiran anda pada saat anda mengalami masalah atau sedang mengalami perasaan was-was, berdo’a akan memberikan kita ketenangan dan juga ketentraman dalam hati. Dengan kita memanjatkan do’a dan mendekatkan diri kepada Allah maka hati kita akan lebih tenang dan yakin dengan apa yang kita lakukan.
- Selalu berfikir positif, Islam selalu menganjurkan kita untuk selalu berfikir positif atau “Husnudhon”. Pikiran yang positif selalu memberikan dampak yang positif pula, dengan anda selalu berfikir positif maka anda insya Allah akan terhindar dari penyakit was-was.
- Saat anda ragu-ragu apakah anda sudah melakukan atau belum melakukan sesuatu maka pilihlah yang paling kuat yang ada di dalam pikiran anda, mana yang paling mendominasi antara yang belum dan yang sudah.
- Tawakal, perasaan was-was biasanya juga bisa muncul saat lemahnya keyakinan seseorang terhadap apa yang sudah kita lakukan, kita hanya bisa berusaha akan tetapi Allah lah yang menentukan.
izin minta gambar
BalasHapus